BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mata kuliah perspektif
global diperkenalkan dan menjadi mata kuliah sangat populer karena berkaitan
dengan proses globalisasi yang mulai berkembang saat ini. Mata kuliah
perspektif global membuka wawasan untuk memahami dunia dan seisinya, sehingga
menumbuhkan kesadaran bahwa dunia yang begitu kompleks dan luas itu dapat
menjadi sempit dan sederhana disebabkan oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK).
Mata kuliah ini juga
memberikan bekal kepada calon pendidik untuk dapat memberikan pengetahuan dan
meningkatkan kesadaran anak didik, bahwa dunia yang lebih luas ini perlu
dipahami, dan dipelihara. Tanpa kita memahami dunia ini maka kita akan
tertinggal oleh manusia lain yang sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
lebih baik dalam memahami dunia. Mata kuliah ini juga merupakan pendekatan
menyeluruh yang memungkinkan pendidik dan siswa dapat memahami dirinya sendiri
serta hubungannya dengan masyarakat dunia.
Oleh karena itu,
perspektif global sangat penting bagi pendidik, mengingat bahwa kita sedang
memasuki era globalisasi dan keterbukaan. Tanpa memahami dunia ini, mungkin
kita tersesat oleh arus globalisasi yang begitu deras. Agar kita mampu
memanfaatkan dunia ini bagi kesejahteraan manusia maka kita harus memahami
dunia. Dengan demikian cara pandang kita yang mungkin sempit selama ini harus
berubah menjadi cara pandang yang luas dan global. Artinya segala sesuatu
peristiwa, dan masalah harus dipandang dari sudut kepentingan global.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu materi (pokok bahasan)?
2. Apa
itu proses pembelajaran?
3. Apa
itu tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran?
4. Apa
saja teknik evaluasi dalam pembelajaran?
5. Apa
itu konsep pembelajaran?
6. Apa
itu pengembangan teknik evaluasi dalam pembelajaran?
C.
Tujuan
Rumusan Masalah
1.
Agar dapat mengetahui
materi (pokok bahasan).
2.
Agar dapat mengetahui
proses pembelajaran.
3.
Agar dapat mengetahui
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
4.
Agar dapat mengetahui
teknik evaluasi dalam pembelajaran.
5.
Agar dapat mengetahui
konsep pembelajaran.
6.
Agar dapat mengetahui
pengembangan teknik evaluasi dalam pembelajaran
BAB
II
MODEL PEMBELAJARAN
PERSPEKTIF GLOBAL DALAM IPS SD
Dalam
kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukan pertentangan
(kontroversional) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dimulai dari tempat
tinggal masing-masing (lokal), wilayah yang lebih luas seperti tingkat
kabupaten dan provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional), antar wilayah
negara (antar regional), sampai ke tingkat dunia (global). Masalah-masalah
tersebut meliputi kaya miskin, perdamaian konflik, saling
mempercayai-prasangka, kesepakatan-pertentangan, dan kelestarian-perusakan.
Dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal (desa-kota) dapat diamati
adanya kemiskinan dan kekumuhan di satu pihak serta kekayaan dan kemewahan di
pihak lain. Masalah yang menunjukan pertentangan ini, di tingkat regional yang
lebih luas dan di tingkat dunia dapat diketahui melalui pemberitaan surat
kabar, penyiaran radio serta berita tayangan tv. Oleh karena itu, media
informasi seperti surat kabar, majalah, radio, tv dan internet menjadi sarana
untuk memperoleh segala informasi mengenai kehidupan sehari-hari, termasuk di
dalamnya masalah-masalah yang kontroversional.
Melalui
pengamatan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan yang lebih luas, dari
berbagai media cetak maupun elektronik kita dapat menyerap informasi di satu
pihak berbicara bahkan membahas masalah perdamaian, namun di pihak lain
pertentangan (konflik) antarkelompok masyarakat, antarsuku bangsa, antarbangsa,
antarpihak-pihak yang berbeda kepentingan ekonomi, sosial dan politik terus
berlangsung. Dalam perbincangan antarelit yang berkuasa dan memegang kebijakan
di tingkat regoinal dan internasional, ada kesepakatan pembatasan senjata
nuklir, kesepakatan pelanggaran batas negara (darat, laut, udara), namun di
pihak lain kontak senjata atau “perang” antarpihak yang bertetangan terus berlangsung.
Pada
lingkup lingkungan hidup pecinta alam mencapai kesepakatan tentang menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Perbincangan menghasilkan kesepakatan
konsep-konsep pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan ramah lingkungan,
menjaga keanekaragaman hayati, dan lain sebangsanya. Namun di pihak lain,
perusakan lingkungan berupa pembabatan hutan, penggalian batu dan pasir, dan
berbagai jenis pencemaran terus berlangsung.
Makin
banyak jenis dan jumlah serta makin menyebarnya berbagai media informasi, maik
media cetak maupun media elektronik, pengetahuan tentang masalah-masalah
kontroversional yang mengglobal itu makin mudah diperoleh baik orang dewasa
maupun anak-anak pun tidak sukar mendapatkannya. Oleh karena itu, pada proses
pembelajaran berkenaan dengan masalah-masalah kontroversional, pada saat
memulainya, selaku guru IPS dapat menggali dengan mengajukan pertanyaan kepada
murid ‘apakah’ mereka telah mengetahui tentang salah satu masalah kontroversial
yang akan menjadi pembahasan.
Dalam
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang
pembelajaran masalah-masalah kontroversional dalam konteks perspektif global
ada 4 komponen yang harus diperhatikan, 4 komponen itu meliputi :
A.
MATERI
(POKOK BAHASAN)
Selaku guru IPS untuk
menjawab pertanyaan materi pembelajaran yang akan disajikan pada pengajaran IPS
guru harus menggali dan merumuskan materi yang akan disajikan sesuai dengan
tingkat perkembangan murid yang akan memperoleh materi yang bersangkutan.
Berbicara tentang
sumber materi, khususnya tentang masalah-masalah kontroversional, pertama yang
harus dilakukan selaku guru IPS harus mengacu pada kurikulum yang berlaku.
Untuk menambah, mengembangkan dan memperkaya materi yang ada dalam kurikulum,
selaku guru IPS harus menggali sumber-sumber lainnya. Ke dalam sumber tersebut
yang paling utama yaitu masyarakat dan lingkungan tempat kita dan anak-anak
berada. Sumber lain yang dapat dijangkau dan ada disekitar kita, yaitu bahan
bacaan berupa buku, surat kabar, tabloid dan majalah. Selanjutnya juga media
elektronik yang menyiarkan berita, baik berita nasional maupun dunia.
B.
PROSES
PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran
yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat dilepaskan dari sifat materi
yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang harus dicapai. Oleh karena itu,
metode dan strategi yang akan diterapkan serta media pengajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, harus disesuaikan dengan sifat materi dan
tujuan yang akan dicapai tadi.
Dari berbagai metode
pengajaran dan strategi mengajar sebaiknya guru IPS dapat menseleksi dalam
penerapan dan penggunaannya sesuai dengan sifat materi dan tujuan yang akan
dicapai.
C.
TUJUAN
YANG AKAN DICAPAI
Menurut Benjamin S.
Bloom dan kawan-kawan (1956) dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of educational Objectives, mengemukakan 3 aspek perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan
pengajaran, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.
D.
TEKNIK
EVALUASI
Teknik evaluasi
meliputi, non-test dan test. Evaluasi non-test, meliputi penilaian kegiatan
tugas dan penampilan. Penampilan ini menjadi pendorong kegairahan dan
penciptaan suasana persaingan yang sehat yang menjadi dasar kemajuan individu
siswa dalam mengembangkan dorongan ingin tahu, minat, membuktikan kenyataan
serta dorongan menemukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan apa yang sedang
dipelajarinya.
Evaluasi non-tes ini
juga diterapkan pada kesempatan tanya-jawab dan diskusi untuk menilai berapa
jauh para siswa memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran.
Evaluasi tes, dalam
bentuk tes tertulis meliputi bentuk uraian (essay) dan objektif tes. Evaluasi
tes ini untuk mengukur berapa jauh penguasaan siswa terhadap pokok bahasan yang
di proses dan disajikan. Penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan dan
menyeluruh sehingga menghasilkan tingkat evaluasi yang komprehensif.
Contoh :
Rancangan
Model Pembelajaran
Perspektif Global
1. Pokok
bahasan : Masalah-masalah
kontroversional
2. Kelas,
caturwulan : ...
3. Tujuan
pembelajaran
3.1
Tujuan Umum :
Ø Siswa
mengetahui masalah-masalah kontroversional yang terjadi dalam kehidupan, baik
pada tingkat lokal dan regional maupun pada tingkat global
Ø Siswa
merasakan adanya bahaya dalam kehidupan yang diakibatkan oleh masalah-masalah
kontroversional
Ø Siswa
terampil memanfaatkan berbagai sumber dan media dalam mendapatkan informasi
tentang masalah-masalah kontroversional
3.2 Tujuan Khusus :
Ø Siswa
mampu menyebutkan berbagai masalah kontroversional dalam kehidupan sehari-hari
Ø Siswa
mampu mempertantangkan antara kenyataan-kenyataan hidup yang baik dengan
kenyataan hidup yang membahayakan atau bermasalah
Ø Siswa
mampu menjelaskan bahaya yang terjadi akibat adanya masalah-masalah
kontroversional dalam kehidupan
Ø Siswa
mampu mengumpulkan informasi masalah-masalah kontroversial dari berbagai sumber
berupa guntingan surat kabar, gambar-gambar, potret dan benda lainnya
Ø Siswa
mampu menunjukan pada peta tempat-tempat terjadinya masalah-masalah
kontroversial.
4. Proses
kegiatan pembelajaran
4.1 Metode
yang diterapkan :
Ø Metode
ceramah sebagai metode penyajian dasar
Ø Metode
tanya jawab sebagai metode penilaian pemahaman
Ø Metode
tugas untuk mengembangkan kemampuan observasi, keterampilan mengumpulkan
informasi dan keterampilan berkomunikasi
Ø Metode
karyawisata untuk mengembangkan kemampuan observasi, menemukan realita dan
mengalami langsung kehidupan yang kontroversional dilapangan
4.2 Strategi
yang diterapkan :
Ø Pembinaan
konsep dalam menanamkan berbagai pengertian tentang perspektif global, fenomena
isu masalah kontroversial
Ø Penanaman
nilai dan sikap mengenai nilai-nilai positif dari arus informasi yang
mengglobal, serta mengembangkan sikap positif terhadap masalah-masalah
kontroversial yang menantang pemikiran serta antisipasi
Ø Pengembangan
keterampilan baik keterampilan motorik maupun keterampilan sosial dalam
mengumpulkan informasi dan bekerja sama berkaitan dengan pencarian hal-hal
tentang masalah-masalah kontroversial
Ø Pengembangan
inkuiri dan berpikir kritis dalam penyelidikan dan penggalian fenomena, isu dan
fakta yang berkaitan dengan masalah-masalah kontroversial serta mengembangkan
kemampuan berpikir kritis terhadap alternatif pemecahan masalahnya
4.3 Media
pengajaran :
Ø Gambar
dan atau potret yang mendeskripsikan fenomena atau fakta-fakta yang
kontroversial
Ø Tape
recorder dan atau vidio yang merekam serta memutar atau menayangkan kembali
berita-berita yang kontroversional
Ø Surat
kabar, tabloid dan majalahyang berisi berita tentang masalah-masalah yang
kontroversional
Ø Peta,
globe, dan atlas untuk menunjukan lokasi serta penyebaran fenomena dan masalah
kontroversional
5. Teknik
evaluasi :
Ø Non-tes
berupa penilaian terhadap kegiatan tugas pengumpulan informasi tentang
kontroversional: tanya jawab untuk menilai pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep yang dibina: menilai penampilan yang berkaitan dengan sikap siswa
terhadap fenomena positif-negatif dari masalah-masalah kontroversial
Ø Tes
untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa terhadap seluruh pokok bahasan
masalah-masalah kontroversial
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL
1. Memperhatikan
hakikat dasar mental yang melekat pada diri tiap individu siswa yang meliputi:
1.1 Dorongan
ingin tahu yang harus dilayani dan dikembangkan
1.2 Minat
terhadap sesuatu, khususnya terhadap pokok bahasan yang disajikan yang juga
harus dilayani, dipertahankan dan dikembangkan
1.3 Dorongan
ingin membuktikan sendiri apa yang dipelajari dalam kenyataan di lapangan
1.4 Dorongan
ingin menemukan sendiri hal-hal yang dipelajari di lapangan, dalam kehidupan
praktis
2. Memperhatikan
asas-asas pembelajaran yang meliputi:
2.1 Dari
yang telah diketahui ke arah yang akan diketahui
2.2 Dari
yang mudah ke arah yang makin sukar
2.3 Dari
yang sederhana ke arah yang makin kompleks
2.4 Dari
yang dekat ke arah yang makin jauh
2.5 Dari
yang konkret ke arah yang makin abstrak
3. Kegiatan
proses belajar-mengajar
3.1 Selaku
guru IPS mengajukan pertanyaan “apakah anak-anak” sudah mengetahui adanya
kontroversional di lingkungan tempat tinggal mereka. Fenomena kontroversial
antara lain kemiskinan di satu pihak dan kemewahan di pihak lain, kekumuhan dan
kekotoran di satu pihak dan kebersihan
3.2 Dari
tanya jawab tersebut, selaku guru IPS membawa minat dan perhatian murid ke
lingkup yang lebih jauh tentang fenomena kontroversional yang telah diketahui
oleh para siswa. Dalam hal ini, penggunaan peta Indonesia atau peta dunia sangat
membantu citra penjelajahan para siswa
3.3 Melalui
ceramah dan tanya jawab, informasi dan tentang fenomena kontroversional itu
terus dikembangkan. Tingkat kemampuan siswa sesuai dengan asas pembelajaran,
tetap harus menjadi pegangan
3.4 Dengan
menerapkan asas evaluasi yang berlanjut dan berkesinambungan, dalam proses
penyampaian informasi melalui ceramah guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek
para siswa tentang pemahaman materi yang dibahas
3.5 Tidak
semua materi pembelajaran diproses melalui kegiatan pembelajaran di dalam
kelas, siswa dapat ditugaskan berupa observasi di lingkungan sekitar siswa.
Penerapan metode tugas ini dapat mengembangkan strategi keberanian bertanya,
berkomunikasi dan keterampilan dalam berbagai aspek
3.6 Siswa
digiring keterampilannya untuk mengumpulkan guntingan dari media cetak tentang
pemberitaan masalah-masalah yang kontroversial.
Penerapan metode tugas,
kegiatan ini dapat dilakukan terhadap siswa secara individual maupun kelompok.
Tugas individual memenuhi strategi pengembangan keterampilan motorik dan
intelektual masing-masing siswa, sedangkan tugas kelompok mengembangkan strategi
keterampilan sosial.
4. Pengembangan
Teknik Evaluasi
Pada proses
pembelajaran khususnya pembelajaran IPS merupakan kegiatan puncak. Namun
demikian, pelaksanaannya tidak hanya dilakukan pada akhir proses pembelajaran.
Evaluasi dilakukan secara bertahap berkesinambungan sesuai dengan proses
pembelajaran . Oleh karena itu, apa yang harus dirumuskan dalam model
pembelajaran dapat Anda terapkan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
a. Pada
tahap awal pada waktu Anda bertanya apakah anak-anak sudah mengetahui adanya
fenomena yang controversial di lingkungan tempat mereka, berarti Anda melakukan
evaluasi kepada para siswa tentang apa yang mereka sudah ketahui dan apa yang
belum diketahuinya.
b. Selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, pada saat tanya jawab Anda juga
melakukan evaluasi baik berkenaan dengan jawaban mereka maupun mengenai
pertanyaan ysng mereka ajukan. Dari jawaban yang mereka ajukan, Anda dapat
menilai berapa jauh mereka telah memahami apa yang termasuk ke dalam fenomena
dan masalah controversial. Dari pertanyaan yang mereka ajukan juga Anda dapat
menilai apakah sudah mampu mereka menangkap apa yang dibahas, dan Anda juga
dapat menilai keraguan-keraguan serta kepastian para siswa menangkap makna yang
menjadi pembahasan. Proses ini juga menjdi umpan balik bagi Anda sendiri untuk
menilai apakah sudah benar Anda melaukan proses kegiatan belajar mengajar itu.
c. Dalam
menerapkan metode tugas, banyak hal yang dapat Anda evaluasi mulai dari
kepatuhan dan ketepatan waktu (disiplin) melakukan tugas kualitas informasi
bahan dan barang yang dikumpulkan dan sikap para siswa melaksanakan tugas (
senang hati, merasa sebagai kebutuhan, keterpaksaan ).
d. Para
pelaksana karyawisata dekat atau jauh evaluasi meliputi aspek yang cukup luas
mulai dari penilaian kemampuan observasi, kerja sama, pemenuhan tugas sampai
kepada sikap yang tercermin dari perilaku siswa pada saat dan sesudah
karyawisata itu dilaksanakan. Penilaian baik kuantitatif maupun kualitatif
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan sifat serta tingkat karyawisata
yang bersangkutan ( berapa persen piknik, berapa persen pengetahuan, berapa
persen tugas ). Karena berkaitan dengan proses pembelajaran, bobot penilaian
pada pengetahuan dan tugas lebih diutamakan.
e. Evaluasi
tertulis Anda lakukan sesuai dengan pertimbangan yang matang, apakah dua kali
atau satu kali. Apabila dilakukan dua kali, berarti di tengah-tengah perjalanan
proses satu kali. Apabila hanya satu kali, berarti dilakukan pada akhir proses.
Pilihan tadi bergantung pada luasnya pokok bahasan yang menjadi materi. Pilihan
bentuk evaluasi, bergantung pada pertimbangan rasional anda. Hanya harus
dipahami betul keunggulan dan kelemahannya, apakah ter uraian (essai) atau tes
objektif.
f. Keseluruhan
hasil penilaian, kuantitatif (dengan angka) ataupun kualitatif
(baik,sedang,buruk) dari segala aspek dipadukan. Dengan cara ini Anda dapat
mengharapkan memperoleh kesimpulan meneluruh tentang keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran. Dari evaluasi secara menyeluruh tersebut, bukan hanya tingkat penguasaan siswa terhadap
hasil beajarnyaa yang dapat dinilai, melainkan lebih jauh lagi sebagai “umpan
balik” kinerja Anda juga dapat dinilai.
Setelah kita membahas
perancangan dan penerapan model pembelajaran IPS dalam konteks perspektif
global dengan pokok bahasan masalah-masalah controversial secara menyeluruh,
marilah kita lanjutkan dengan membahas model pembelajaran yang lebih sempit
tentang strategi pembinaan konsep. Konsep-konsep yang akan dikembangkan tentu
saja tidak terlepas dari konteks perspektif global.
E.
Konsep
Mengenai konsep
khususnya konsep dalam IPS , James G. Womack mengemukakan bahwa konsep pada
bidang studi IPS adalah suatu kata atau ungkapan yang berasosiasi dengan suatu
sifat yang menonjol dan melekat. Pemahaman dan penguasaan konsep yang cocok
selain bergantung pada sifat-sifat yang melekat juga tergantung pada makna
definisi umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki dua pengertian, baik
pengertian denotative maupun pengertian konotatif. Secara sederhana pengertian
denotative adalah pengertian kata berdasarkan definisi kamus. Konsep-konsep IPS
seperti juga konsep-konsep bidang studi yang lain, memiliki pengertian
konotatif, yaitu pengertian yang lebih tinggi yang harus dilatihkan kepada para
siswa untuk memahaminya.
Dalam konsep perspektif
global, ada beberapa konsep yang dapat diketengahkan disini antara lain saling
ketergantungan, perdamaian, kesejahteraan bersama, kepemilikan bersama dll.
Selanjutnya penertian konotatif saling kertergantungan mengandung makna tidak
adanya Negara yang mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, kedudukan
perdagangan, produsen dan konsumen kerja sama dan pertukaran tenaga teknik,
hubungan antara Negara industry dengan Negara agraris dan seterusnya.
Selanjutnya agar konsep itu melekat pada diri siswa, ia harus dibinakan pada
diri mereka. Oleh karena itu kita sampai pada tahap yang disebut pembinaan
konsep.
1.
Pembinaan
konsep
Berdasarkan uraian yang
dikemukakan oleh James G. Womack pembinaan konsep itu dapat diartikan sebagai
proses pengajaran aspek konotatif dari konsep-konsep. Proses ini memakan waku
yang lama untuk memperkenalkan konsep pada para siswa daam berbagai kesempatan
sehingga seseorang siswa dapat menemukan sendiri keragaman konotasi dari suatu
konsep. Dengan demikian pembinaan ini merupakan proses pembelajaran, pengertian
konotasi konsep secara luas sampai siswa mampu menangkap pengertiannya dalam
arti yang seluas-luasnya. Apabila berpijak pada asas pembelajaran, pembinaan
konsep ini harus melaui proses dari yang telah diketahui kearah yang akan
diketahui; dari yang mudah kearah yang sukar, dari yang sederhana kearah yang
makin pelik; dari yang konkrit kearah abstrak; dan dari yang dekat kearah yang
jauh.
2.
Strategi
pembinaan konsep
Dalam starategi ini
proses pembelajran itu secara dominan diarahkan pada penguasaan suat kata atau
suatu ungkapan sampai terjadi pola pengertian abstrak atau konsep dalam diri
yang mempelajarinya, disini berarti dalam diri siswa. Untuk sampai pada pola
abstrak, startegi pembinaan konsep itu harus berkaitan kuat dengan pengalaman.
Oleh karena itu asas mulai dari yang diketahui kea rah yang akan diketahui :
mulai dari yang konkrit ke arah yang abstrak harus menjadi pegangan. Dengan
demikian benda yang sesungguhnya, model-model, ilustrasi gambar, potert film,
karyawisata dan contoh-contoh yang banyak merupakan strategi pembinaan konsep.
Berkenaan dengan
pembinaan konsep, John Jarolimek (1972:57-64) mengetengahkan tiga strategi
sebgaia berikut :
Strategi
pertama: membuat daftar,mengelompokkan, dan
membuat label. Dalam hal ini Anda selaku guru IPS membayangkan telah
berkaryawisata ke Toko Serba Ada dengan para siswa. Anak-anak melakukan
pengamatan, pecatatan tentang apa yang mereka alami dilapangan setelah kembali
ke sekolah dalam kelas para siswa membuat daftar barang-barang yang mereka amati.
Lalu melakukan pengelompokan benda-benda yang mereka amati itu. Kemudian mereka
memberikan label pada kelompok nama benda-benda tersebut.
Strategi
kedua : mengalami, berhipotesis, pengujian.
Guru IPS memberi tugas kepada anak-anak untuk mempelajari iklan, baik iklan di
media cetak maupun elektronik. Para siswa dibimbing untuk meneliti contoh iklan
sebanyak-banyaknya yang mereka peroleh, lalu mengklasifikasikan iklan
berdasarkan jenis, isi, perkiraan harga periklanan, keuntungan dan seterusnya.
Selnjutnya meeka mengajukan hipotesis antara lain sebagai berikut :
1.
Iklan membantu para
pelanggan karena memberikan informasi mengenai produk baru dengan harganya
2.
Iklan yang efektif
mencoba menciptakan kebutuhan dari suatu produk, baik yang mereka perlukan
ataupun yang tidak mereka perlukan.
3.
Iklan local memiliki
efek yang langsung dalam penjualan bagi toko-toko setempat bila dibandingkan
dengan iklan-iklan tingkat nasional.
Selanjutnya siswa
melakukan checking ke berbagai pihak baik pelanggan, pembeli, pemasang iklan,
perusahaan iklan, mapun toko-toko untuk membuktikan kebenaran hipotesis mereka.
Strategi
Ketiga : memperkenalkan contoh dan bukan
contoh. Anda selaku guru IPS mengemukakan contoh dan bukan contoh berkaitan
dengan kta atau ungkapan tersebut. Katakanlah dalam konteks perspektif global
anda memperkenalkan saling ketergantungan yang akan digiring ke arah pengertian
konotatif sebagai suatu konsep. Berkaitan dengan saling ketergantunagan itu,
Anda kemukakan kepada para siswa pertanyaan sebagai berikut :
a.
Perdaganagn timbal
balik antara Negara industry dan pertanian.
b.
Pertukaran para ahli,
mahasiswa dan pelajar anatara satu Negara atau satu daerah dengan Negara atau
daerah lain.
c.
Saling memberikan
informasi tentang keadaan cuaca suatu daerah aau suatu Negara dengan daerah
atau Negara lainnya
d.
Saling mengunjungi atau
pertukaran kunjungan para ilmuwan, pejabat, anggota DPR antar suatu daerah atau
Negara dengan daerah atau Negara lain.
Rancangan
Model Pembelajaran Pembinaan Konsep
1. Pokok
bahasan : saling
ketergantungan dalam konteks perspektif global
2. Kelas
Catur Wulan : ...
3. Tujuan
Pembelajaran :
3.1 Tujuan Umum :
Ø Siswa
mengetahui apa sesungguhnya saling ketergantungan itu
Ø saling
mengerti secara luas apa saling ketergantungan itu
3.2
Tujuan khusus :
Ø Siswa
mampu memberikan contoh dan bukan contoh tentang salig ketergantungan, baik
berkenaan dengan informasi, kegiatan hidup, maupun mengenai proses-proses
kegiatan social ekonomi
Ø Siswa
mampu membansingkan anatara fenomena saling ketergantungan dengan fenomena yang
bukan saling ketergantungan
Ø Siswa
mampu menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan saling ketergantungan yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari
4. Proses
kegiatan pembelajaran :
4.1 Metode yang
diterapkan :
Ø Metode
ceramah sebagia metode penyajian dasar dalam memberikan informasi pokok
Ø Metode
tanya jawab untuk menggali berapa jauh para siswa telah memiliki pengetahuan
yang menjadi pembahasan
Ø Metode
diskusi untuk memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa terhadap materi yang
disajikan serta menjadi pembahasan
Ø Metode
tugas untuk memperkaya pengertian materi pembahasan berdasarkan apa yang
diperoleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari
Ø Metode
karyawisata untuk mengamati fakta dan fenomena yang memperjelas konsep yang
sedang dibina
4.2 Startegi yag
diterapkan :
Ø Sesuai
dengan model yang dirancang, pembinaan konsep merupakan strategi yang utama
Ø Pengembangan
keterampilan baik keterampilan motorik dan social maupun keterampilan
intelektual
Ø Penanaman
nilai dan sikap yang berhubungan dengan fenomena yang menjadi pokok bahasa
4.3 Media pengajaran :
Ø Gambar
atau potret yang mendeskripsikan saling ketergantungan antar individu-individu
antar sekelompok warga dengan kelompok warga lainnya
Ø Peta
yang meberikan arah perdagangan timbal balik antara suatu daerah atau Negara
dengan daerah atau Negara lainnya
Ø Gambaran
atau potret yang melukiskan pertentangan, pertikaian, perang yang
mendeskripsikan kondisi dan siuasi yang bertentangan saling keterganungan
Ø Rekaman
suara ( radio) dan atau rekaman gambar (video) yang mendeskripsikan saling
ketergantungan atau yang berlawanan dengan fenomena saling ketergantungan.
5. Teknik
Evaluasi :
Ø Nontes, berupa tanya
jawab untuk menilai apakah para siswa telah
memiliki pengetahuan sebelumnya berkenaan dengan konsep yang dikembangkan.
Tanya jawab ini terus dilakukan dalam proses sebgaia penilaian yang
berkesinambungan.
Ø Nontes dilakukan
terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam rangka memperluas dan memperkaya
pengertian perkenaan dengan konsep yang dikembangkan.
Ø Tes
untuk menilai keberhasilan siswa menguasai konsep yang dibina dan dikembangkan.
Setelah model pembelajaran pada pembinaan konsep itu tersusun,
selanjunya Anda menerapkan model itu dalam proses pembelajaran. Tentu saja Anda
harus menguasai seluruh komponen yang telah dirancang untuk menjamin
pelaksanaan dan penerapan model tadi encapai hasil yang sebaik-baiknya.
3.
Penerapan
model pembelajaran pembinaan konsep
a.
Anda memperhatikan
hakikat dasar mental anak (rasa ingin tahu,minat, ingin membuktikan kenyataan,
dorongan ingin menemukan sendiri) yang menjadi modal bagi si anak dan juga bagi
Anda dalam proses pembelajaran.
b.
Memperhatikan asas-asas
pembelajaran dengan memperhatikan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
terjadinya pemaksaan kemampuan si anak dalam proses pembelajaran
c.
Kegiatan proses belajar
mengajar
3.1 mulai
dengan mengajukan pertanyaan apakah anak-anak sudah mengetahui hal-hal
fenomena-fenomena apa fakta yang berkenaan dengan saling ketergantungan yang
dialami atau diamati di lingkungan tempat tinggal mereka
3.2 dari
tanya jawab tadi Anda selaku guru IPS mengembangkan minat dan perhatian para
siswa untuk mengikuti kegiatan PBM selanjutnya.
3.3 Melalui
ceramah dan tanya jawab, informasi tentang slaing ketergantungan baik yang
berasal dari guru maupun dari para siswa yang terus dikembangkan. Dengan cara
yang menarik minat dan perhatian serta berpegang pada asas peembelajaran
3.4 Dengan
menerapkan asas evaluasi Anda mengajukan pertanyaan kepada para siswa untuk
menilai apakah mereka dapat mengikuti kegiatan pembinaan konsep tersebut.
3.5 Karena
kita yakin bahwa tidak semua materi pembelajaran atau pokok bahasan dapat
diproses melalui kegiatan PBM di kelas, Anda mengembangkan metode tugas yang
meliputi pengumpulan informasi, observasi dan berkomunikasi dengan berbagai pihak
sesuai dengan strategi yang diterapkan
3.6 Melalui
tugas yang terarah, para siswa tidak hanya digiring dan dikembangkan
kemampuannya untuk membina konsep, melainkan juga dibina keterampilan serta
sikap sosialnya.
F.
PENGEMBANGAN
TEKNIK EVALUASI
Rangkaian
proses evaluasi itu terus dilakukan namun sebagai kegiatan puncak terutama
berkenaan dengan penguasaan siswa terhadap apa yang Anda sajikan, evaluasi
dalam bentuk tes tertulis harus Anda lakukan, selain untuk emnilai kemampuan
para siswa tes ini sebagai umpan balik untuk menilai keberhasilan kinerja anak.
Secara
komperensif evaluasi yang Anda lakukan itu kegiatan sejak awal sampai penilaian
tes akhir. Penilaian itu meliputi kegiatan tanya jawab, diskusi, tugas dengan
hasilnya sampai yang terakhir tadi berupa tes tertulis. Evaluasi ini meliputi
hal-hal yang kualitatif sampai pada nilai yang dapat diukur.selanjutnya
bagaimana mengajarkan bagaimana keterampilan dan sikap social terhadap
penajaran IPS yang berkaitan dengan perspektif global tersebut.
Keterampilan
yang secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mengajarkan kemampuan yang
baik. Dalam pengajaran IPS keterampilan memiliki makna yang luas pada kegiatan
membaca. Secara luas keterampilan itu meliputi keterampilan fisik motorik,
keterampilan berpikir dan keterampilan social.
Selanjutnya
kita tinjau apa yang diamksud dengan sikap social khususnya. Sikap adalah
kecenderungan reaksi yang mantap dari seseorang terhadap sesuatu atau seseorang
atau terhadap lingkunagna pada umumnya sedangkan sikap social adalah sikap
positif terhadap kondisi dan lingkungan social yang ada serta dihadapi
seseorang. Sikap social dalam diri seseorang merupakan proses dan interaksi
social yang dialami oleh individu yang bersangkutan.
Pada
kesempatan ini kita akan merancanag pembelajaran IPS dalam mengajarkan
keterampilan social dan sikap social. Terbina dan berkembangnya keterampilan
social dalam diri seseorang, dalam hal ini dalam diri peserta didik tidak dapat
dilepas dari adanya sikap social pada individu yang bersangkutan. Dan
sebaliknya terbinanya sikap social dalam diri seseorang merupakan hasil
pembinaan keterampilan social dalam diri yang bersangkutan. Keterampilan sosila
dengan sikap social merupakan dua sisi dari suatu mata uang dari suatu mata
uang yang tidak terpisahkan satu sama lain. Tingginya kualitas keterampilan
social yang melkat pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas sikap
social individu yang bersangkutan dan kembalikannya. Tingginya kualitas sikap
social yang menjadi bagian dari diri individu, tidak dapat dilepaskan dari
kadar keterampilan social dalam diri oran yang bersangkutan.
Contoh :
Rancangan
Model
Pembelajaran Keterampilan Dan Sikap Sosial
1. Pokok
Bahasan :
Perdamaian dan keamanan dalam Konteks
Perspektif Global
2. Kelas,
Catur Wulan :
..........................................................
3. Tujuan
Pembelajaran :
3.1
Tujuan Umum :
1. Siswa
memliliki keterampilan sosial berkenaan dengan perdamaian dan keamanan dunia.
2. Siswa
memiliki sikap sosial yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia .
3.2 Tujuan
Khusus :
1. Siswa
mampu bekerja kelompok dalam mengumpulkan informasi tentang perdamaian dan
keamanan dunia.
2. Siswa
mapu berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam mencari informasi tentang
hal-hal yang bertentangan dengan perdamaian dan keamanan dunia.
3. Siswa
mampu menunjukkan gambar atau potret kerusakan dan penderitaan masyarakat
akibat perang yang mengancam perdamaian srta keamanan dunia.
4. Proses Kegiatan Pembelajaran :
4.1 Metode
yang diterapkan :
1. Metoe
ceramah sebagai metode penyajian dasar dalam membina konep tentang perdamaian
dan keamanan dunia.
2. Metode
tanya jawab dan diskusi untuk memantapkan penguasaan konsep tentang perdamaian
serta keamanan dunia.
3. Metode
tugas dalam rangka mengumpulkan informasi tentang perdamaian dan keamanan
dunia. Penerapan metode ini untuk mengembangkan keterampilan motorik maupun
keterampilan intelektual, terutama keterampilan sosial dalam kerja kelompok dan
bergotong royong mengumpulkan informasi tadi. Juga membina dan mengembangkan
sikap sosial di antara mereka, dengan masyarakat lingkungannya, serta dengan
umat manusia umumnya.
4. Metode
diskusi. Dalam metode ini keterampilan intelektual dan sosial lebih menonjol.
Toleransi terhadap gagasan, pendapat dan pemikiran orang lain dalam diskusi,
menunjukkan tingginya sikap sosial. Oleh karena itu diskusi ini menjadi sarana
pengembangan dan evaluasi sikap sosial.
5. Untuk
melihat kenyataan suasana damai dan aman di kawasan kawasan tertentu di sekitar
sekolah dalam kenyataan di lapangan, secara terbatas dapat juga diterapkan
dalam metode karyawisata.
4.2 Strategi yang diterapkan :
1. Sesuai
dengan model yang dirancang, yaitu pembelajaran keterampilan dan sikap sosial,
pengembangan ketrampilan, dan penanaman konep, merupakan strategi utama. .
Namun demikian, karena keterampilan itu meliputi juga keterampilan motorik dan
keterampilan intelektual, strategi pengembangan inkuiri serta berpikir kritis
dapat pula dilaksanakan.
2. Pengembangan
keterampilan khususnya keterampilan sosial yang berhubungan dengan perdamaian
dan keamanan dunia yang dilakukan melalui multi metode, juga diarahkan pada
sikap sosialnya.
3. Strategi
inkuiri dan berpikir kritis melalui tanya jawab, diskusi, dan tugas dalam
menggali masalah kontroversial tentang perdamaian serta keamanan dunia,
diarahkan pada sikap positif terhadap kepentingan sosial umat manusia.
4.3
Media Pengajaran :
1. Perdamaian
dan keamanan dunia terutama disajikan serta diberitakan ellui berbagai media,
meliputi media cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dan media elektronik
(radio, TV, internet). Oleh karena itu, multimedia tersebut merupakan media
pembelajaran dalam membina keterampilan dan sikap sosial yang berkaitan dengan
perdamaian dan keamanan dunia.
2. Potret
dan gambar-gambar yang melukiskan suasana perdamaian dan keamanan dunia, serta
sebaliknya yang mendeskripsikan perang, konflik dan pertikaian dunia, menjadi
media pembelajaran yang menumbuhkan sikap sosial terhadap kepentingan umat
manusia.
3. Peta
dan globe menjadi media yang bermakna untuk menunjukkan kawasan-kawasan di
permukaan bumi yang selalu aman dan damai serta yang selalu mengalami gejolak
dan pertikaian.
5. Teknik
Evaluasi :
1. Penilaian
dalam proses pembelajaran seperti tanya jawab, diskusi dan tugas, merupakan
evaluasi yang berharga.
2. Pengamatan
terhadap siswa bagaimana perilaku , keterampilan dan sikap sosialnya dalam
pergaulan, merupakan teknik evaluasi
yang praktis, meskipun sigatnya sangat kualitatif-relatif.
3. Untuk
menilai keberhasilan siswa secara kuantitatif terhadap materi pokok bahasan,
tes tertulis menjadi salah satu alat evaluasi yang baku.
Setelah
rancangan model pembelajaran keterampilan dan sikap sosial tersusun,
selanjutnya adalah menerapkan model tersebut di lapangan. Penerapan model
pembela jaran ini dilakukan di dalam kelas (indoor
study) dan di luar sekolah (autdoor
study).
Penerapan
Model
Pembelajaran Keterampilan Dan Sikap Sosial
1.
Memperhatikan
hakikat dasar mental anak (sense
of curiosity, sense of interest, sense of reality, sense of discovery) yang
menjadi modal bagi anak untuk mengembangkan keterampilan dan sikap sosialnya.
2. Memperhatikan asas-asas
pembelajaran dengan sebaik-baiknya
Untuk
menghindarkan terjadinya proses yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
kemampuan peserta didik.
3. Kegiatan Proses
Belajar-Mengajar
3.1. Anda
selaku guru IPS mulai dengan pengamatan keterampilan apakah yang telah melekat
pada diri perserta didik. Apakah kebiasaan kerja sama (kerja kelompok),
bergotong-royong, menolong sesama teman telah ada pada diri mereka. Jika telah
ada, tinggal mengembangkan dan memantapkannya lebih lanjut.
3.2 Anda
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung persoalan atau masalah untuk
mengevaluasi sejauh mana tingkat nalar atau keterampilan berpikir telah mereka
dimiliki. Hal ini merupakan model awal
untuk mengembangkan lebih lanjut keterampilan intelektual mereka.
3.3 Anda
memberikan tugas awal berupa
membersihkan dan membereskan ruang kelas, menggunakan berbagai media
pembelajaran (peta, globe, gambar) utnu mengetahui sejauh mana keterampilan
otorik telah ada pada mereka.
3.4 Melalui
pengamatan tanya jawab dan tugas awal. Anda dapat menilai tingkat “sikap
sosial” anak-anak peserta didik. Dari reaksi untuk kerja kelompok,
tolong-menolong, bergotong-royong dan seterusnya.
3.5 Selanjutnya,
melalui proses pembelajaran dan pembahasan “perdamaian dan keamanan dunia”
dalam lingkup perspektif global, keterampilan serta sikap sosial itu dikembangkan
lebih lanjut.
3.6 Keterampilan
motorik dan keterampilan sosial, dikembangkan melaui tugas, baik tugas
mengumpulkan informasi dan materi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
perdamaian dan keamanan dunia, maupun tugas untuk mengamati kenyataan berkenaan
dengan perdamaian serta keamanan setempat atau sebaliknya yang bertentangan
dengan suasana damai dan aman.
3.7 Melalui
tanya jawab, diskusi, model pembelajaran stimulus-respons. Anda dapat
mengembangkan sikap sosial peserta didik. Rangsangan berupa persoalan-persoalan
terhadap perdamaian dan keamanan, lokal, regional serta dunia (global) yang
mengundang respons mereka, menjadi sarana mengembangkan sikap sosialnya.
4. Pengembangan teknik
Evaluasi
4.1 Anda
selaku guru IPS harus tetap berpegang pada asas evaluasi yang bertahap dan
berkesinambungan. Mulai dari saata anda melakukan pengamatan, tanya jawab, dan
pemberian tugas awal, anda telah melakukan evaluasi tentang keterampilan dan
sikap sosial serta keterampilan dan sikap pada umumnya. Tentu evaluasi lebih
bersifat kualitatif.
4.2 Hasil
evaluasi kualitatif awal pada butir 4.1 di atas, menjadi pelaksanaan proses
pembelajaran lebih lanjut, khususnya pembelajaran keterampilan dan sikap sosial
terhadap perdamaian serta keamanan dunia. Evaluasi yang lebih terukur dilakukan
pada tes tertulis (formatif, sumatif). Selain dari pada itu juga penilaian
terhadap tugas dan hasil tugas peserta didik.
4.3 Dengan
memadukan hasil evaluasi pada butir 4.1 dengan 4.2 secara berkesinambungan,
anda akan memperoleh hasil evaluasi yang menyeluruh, sehingga memperoleh data
penilaian yang memadai dan objektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Merancang
model pembelajaran IPS pada konteks perspektif global di tingkat SD, tidak
dapat dilepaskan dari haikat peserta didik dengan potensi dasar mentalnya,
tingkat perkembangan kemampuan sesuai dengan umur mereka, dan asas-asas
pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan tadi.
2. Pada
pembelajaran IPS, khususnya dalam konteks perspektif global, sumber dan media
pembelajaran utama adalah kehidupan masyarakat yang nyata. Sejalan dengan
perkembangan IPTEK, multimedia hasil kemajuan teknologi yang meliputi media
cetak (surat kabar, tabloid, majalah) dan media elektronik (radio. TV, video,
internet) juga menjadi sumber serta media pembelajaran yang makin bermakna.
3. Dalam
pembelajaran IPS pada konteks perspektif global , bukan hanya memanfaatkan
sumber yang majemuk dan menggunakan multimedia, melainkan juga menerapkan multi
metode (ceramah, tanya-jawab, diskusi, tugas, karyawisata) serta multistrategi (pembinaan
konsep, pengembangan nilai dan sikap , pengembangan keterampilan, inkuiri dan
berpikir kritis, tata cara bertanya yang efektif) sesuai dengan sifat
perspektif global tersebut.
4. Sesuai
dengan hakikat perspektif global, pendekatan dan evaluasi hasil pembelajaran
dilakukan secara bertahap serta berkesinambungan, dimulai dari awal
pembelajaran, selama pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. pendekatan yang
diterapkan mulai dari tingkat lokal dan regional sampai ke tingkat global.
Sedangkan evaluasinya mulai dari evaluasi dalam tanya jawab dan diskusi sampai
pada pelaksanaan tugas dengan hasilnya sampai pada tes formatif serta sumatif.
5. Sesuai
dengan hakikat perspektif global, guru IPS dituntut memiliki wawasan yang luas
tentang berbagai isu dan masalah global yang terjadi dalam kehidupan.
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini , penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan
menjadi calon guru dapat memahami apa saja unsur-unsur yang ada dalam sebuah
indikator. Kelak makalah tentang indikator ini dapat membantu calon guru dalam
kegiatan proses pengembangan pembelajaran. Penulis sadar makalh ini masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca.
17.53.00 |
Category:
Perspektif Global
|
0
comments
Comments (0)